YA TUHAN YESUS, BUATLAH KAMI MENGERTI AKAN KASIH-MU


Firman Tuhan Hari Ini, Sabtu, 25 Mei 2019:
BE. 464:1+3 “Huboan Ma Diringku” (‘Ku Berserah Pada-Mu)
 
Bahasa Batak
Huboan ma diringku, Tuhan, hibul tu Ho.
Ai au do tinobus-Mu, umbaen tarbaen au ro.
Pagalak ma rohangku, dison managam au.
Tondi-Mi ma suru, na boi manggomgom au.

Ias do au diburi Ho, ale Tuhanki.
Naeng dohot parulanku hombar tu hata-Mi.
Pagalak ma rohangku, dison managam au.
Tondi-Mi ma suru, na boi manggomgom au.

Bahasa Indonesia
‘Ku berserah pada-Mu, ya Yesus, Tuhanku!
Engkaulah Penebusku, ‘ku sujud pada-Mu.
Penuhilah hatiku, ‘ku menantikan-Mu.
Utus Roh Kudus-Mu memimpin hidupku.

Kau sucikan hatiku, ya Yesus, Tuhanku!
Hidupku pun selalu menurut firman-Mu.
Penuhilah hatiku, ‘ku menantikan-Mu.
Utus Roh Kudus-Mu memimpin hidupku.

BACAAN PAGI:  Lukas 12:35-40
BACAAN MALAM:  2 Tessalonika 2:1-5

Renungan: 
Johannes 13:9 : Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"

Dalam misi-Nya, Yesus menjalin persekutuan yang hangat dengan para murid dan menjadikan mereka sahabat. Yesus mengajarkan kebersamaan dan mempersiapkan mereka menjadi utusan atau rasul-Nya. Banyak kesempatan dipakai Yesus untuk mengajarkan kepada mereka arti keteladanan yang sesungguhnya dan kasih yang melayani. Bukan dengan argumentasi ilmiah atau konsep teoritis, melainkan dengan tindakan nyata.

Dalam nas ini, Yesus membasuh kaki para murid-Nya yang baru saja berdebat tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus membungkam perdebatan mereka. Tetapi Simon Petrus bereaksi dengan perkataan seperti nas ini. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang Yesus maksudkan. Di pikirannya Yesus hanya membasuh saja. Maka ia minta untuk membasuh juga kepalanya. Simon mestinya terpukul dan tertunduk malu. Namun justru kemudian ia menyangkali lagi Yesus sampai tiga kali.

Apa yang dilakukan Yesus di kayu salib sesungguhnya lebih dari itu. Bila kita mengerti apa yang terjadi dalam penyaliban-Nya, mestinya kita tahu betapa kasih Allah kepada kita. Kita tidak sanggup lagi berargumentasi dan bertanya apa maksud Tuhan, kecuali menyerah total dengan pasrah diri karena tidak mampu bicara lagi.

Namun kita juga sama seperti Simon, reaktif dan suka bicara, tanpa mau mengerti apa yang terjadi. Yesus bukan cuma bicara dan mengajar, namun melakukan tindakan nyata sepenuh hati mengasihi dan merendahkan diri. Itu tentu tidak mudah bagi kita, bahkan mustahil apabila kita tidak sungguh menerima Yesus dalam hidup kita. Amin!
DOA:
“Ya Tuhan Yesus, buatlah kami mengerti akan kasih-Mu dan meneladani perbuatan-Mu bagi sesama kami. Amin!”

Renungan audio: 


Sumber:
Yayasan BKS Marturia
Kantor: Jalan Kayu Jati III no.3, Rawasari, Jakarta Timur. www.marturia.org